Wednesday, January 6, 2010

Petani Apel Kota Batu Siap Hadapi Perdagangan Bebas

Selasa, 05 Januari 2010 20:39 WIB

Petani Apel Kota Batu Siap Hadapi Perdagangan Bebas

ANTARA/Ari Bowo Sucipto
MALANG--MI: Petani apel di Kota Batu, Jawa Timur, menyatakan siap mengahadapi perdagangan bebas atau ASEAN Free Trade Agreement (AFTA) sekaligus siap bersaing dengan produk China.

Pasalnya buah apel kota itu memiliki pasar sendiri dan sebagian besar konsumen masih memilih apel lokal karena selain harganya murah, rasanya juga lebih segar dan memiliki ciri khusus yang tidak dimiliki apel impor.

"Hasil panen buah apel Kota Batu seluruhnya dijual di pasar lokal. Sejauh ini belum ada masalah meskipun beberapa tahun terakhir banyak diserbu apel impor. Apel lokal tetap laku di pasaran," kata Sekretaris Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Apel di Kota Batu Moch Toha, Selasa (5/1).

Menurutnya, apel lokal lebih digemari konsumen lantaran rasanya lebih segar karena baru dipetik dari kebun. Aroma dan rasanya juga lebih lezat. Wisatawan yang berkunjung ke Malang dan Batu, ujarnya, dipastikan membeli oleh-oleh apel dan berbagai produk olahannya.

Oleh karena itu, ujar Toha, pemerintah daerah diminta memperhatikan secara serius potensi agrowisata kebun apel sebagai bentuk antisipasi perdagangan bebas, agar apel lokal tidak
tergusur apel China.

Meskipun harga apel manalagi dan rumbiuti sekarang Rp2 ribu hingga Rp3 ribu per kilogram (kg), sedangkan apel anna Rp3,5 ribu hingga Rp4 ribu per kg di tingkat petani, mereka optimistis produk apel lokal mampu bertahan di tengah persaingan produk apel dari China yang bakal membanjiri pasaran. (BN/OL-01)

No comments:

Post a Comment